14.20

Santri Sableng

Judul : SANTRI SABLENG
Penulis : Ridho Al-Hamdi
Kata Pengantar: Prof. Dr. Abdul Munir Mulkhan, SU
Penerbit : Leutika Yogyakarta
Cetakan 1 : Oktober 2009
Harga : 35.000,- (Diskon 20 %)

SINOPSIS
Kita pasti ingat dengan Wiro Sableng, tokoh ndagel dan pemilik kapak geni 212. Walaupun terkesan selenge’an, tapi dia sosok yang cinta damai, pembela kebenaran dan pembasmi kejahatan di muka bumi ini. Karakter tersebut tak jauh berbeda dengan Santri Sableng yang ditokohkan Ridho Al-Hamdi melalui buku ini.

Pesantren kerap dilekatkan dengan sekelompok anak muda berkopiah, bersarung, berjilbab yang membawa Al-Qur’an atau buku-buku Arab, yang fasih berbahasa Arab, dan lain sebagainya. Namun, penulis buku ini melukiskan sosok santri yang lain, yaitu santri yang melakukan kritik terhadap segala kejanggalan yang terjadi di bumi pesantren, baik dari sistem pengajarannya yang masih memasung kreativitas anak, kehidupan sehari-hari yang jorok, pelajaran akidah yang tidak “membumi” hingga santri yang suka sesama jenis alias homreng (homo bareng, hehehe). Nampaknya kita masih terlalu mensucikan pesantren sehingga “borok-borok”-nya terlupakan.

Buku ini cocok buat kalian yang doyan baca buku, pemerhati dan pengamat pendidikan, pengajar di pesantren, wali santri, para santri, dan siapa aja yang ingin melihat pesantren dari sudut yang berbeda.

***

KOMENTAR-KOMENTAR
Buku ini wajib dibaca oleh para orang tua untuk bisa lebih memahami anak-anak mereka yang sejak lulus SD sudah dikirim ke pesantren. Bagi pengelola pendidikan, khususnya pendidikan Islam, tulisan ini penting dibaca untuk menyelami dunia batin anak-anak selama mereka menjalani hidup di pesantren.
Prof. Dr. Abdul Munir Mulkan, SU., Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Melalui tokohnya yang ndagel, penulis buku ini menggambarkan dengan berani dan kreatif tentang dapur pesantren. Pengalaman yang dikemukakannya akan banyak menginspirasi banyak orang.
Nur Khalik Ridwan, Kaum Muda NU, Penulis Buku “Islam Borjuis”

Anda akan memperoleh banyak hal baru. Penulis berhasil menyibak dunia yang selama ini tersembunyi di balik kehidupan pondok pesantren. Buku ini kaya kisah-kisah unik, kocak, menggugah, dan penuh hikmah. Pembaca dapat memetik pesan tanpa bersusah payah, karena buku ini disajikan dengan bahasa yang ringan dan renyah sehingga mudah dipahami.
Miftachul Huda, Penulis buku

Buku yang tidak biasa. Menampakkan sisi lain dari santri dan pesantren. Bayangkan saja ada sub-judul ‘Takut Sodomi’ dan ‘Ada Kyai Cabul, Ada Kyai Poligami’. Sesuai judulnya, buku ini betul-betul sableng, tapi perlu dibaca.
Dr. Agus Nuryatno, Alumni Ponpes Gontor Ponorogo dan McGill University of Canada