15.02

Waiting for the Last Minute of Birthing my Baby…


Month after month
Week after week
Day after day
Hour after hour
Minute after minute
The time is present…

Just for several days, I will become a father for my first baby. It’s birthing estimate day (HPL) on March 13th 2011. But, the hospital doctor said that any retreating of times for the birthing of my baby. Day after day, I always pray to Allah SWT for the success and healthy of my wife. I hope everything is running very well.

Sometimes, I not believe with this fact that I’m a father in recent time. Happiness and sadness is coloring my daily activities everywhere.

My wife is a strong woman. She never surrenders with her weak conditions. In many occasion, I give strong supports and suggestions for her. It is very important for this situation.

Welcome to my baby… I’m waiting immediately your coming. At least but not least, I hope your praying for successful of my wife birthing.

At home, Pelemwulung Bantul

15.22

The Story with the Ghost of 450


Oh iya, saya hampir lupa… Kalau saya mau menceritakan tentang kisah bersama teman-teman saat kursus TOEFL di PPB UGM.

Hampir dipastikan, kami semua yang ikut mendaftar les TOEFL ini karena untuk memenuhi persyaratan lulus untuk meraih gelar master degree. Kami datang dari berbagai jurusan di UGM. Satu sama lain belum saling mengenal awalnya. Hanya beberapa saja yang sudah kenal disebabkan karena mereka sudah kenal sebelumnya.

Di awal-awal les, perjalanan kami begitu saja. Flat… rutinitas harian dari Senen hingga Jumat dari jam 4 sore hingga jam setengah 8 malam harus kami lalui untuk melawan dan menaklukkan score 405. Tepatnya dimulai 24 Januari 2011 les pertama dimulai setelah kami bersama-sama pre-test beberapa hari sebelumnya.

Di tengah-tengah les, canda tawa dan terkadang saling lempar joke menjadi warna tersendiri di tengah penatnya kami harus bertempur melawan grammar, vocab, lebih-lebih listening. Karena dari pagi hingga siang kami sudah penat, sore harinya tinggallah uap asap yang seolah hinggap di kepala kami. Tinggal dihidupkan saja gasnya, mungkin jika diilustrasikan dalam film kartun, kepala dan rambut kami sudah terbakar.

Maklum… structure begitu menjajah pikiran kami tiap hari. At least, inilah pengalaman yang menjenuhkan yang pernah aku alami, dan mungkin sebagian bagi teman yang lain. Setiap ketemu, pembicaraan tidak lain adalah about score, score, and score 450. Beberapa teman, selain ikut les, mereka juga mencoba ikut tes rutin mingguan tiap Kamis dan Jumat Sore atau pagi. Setelah melihat hasilnya, mereka harus mencoba minggu depannya. Artinya, 450 belum mereka peroleh.

Mbk Ana, Mbak Dewi, dan Mas Iwan. Ketiga tentor ini yang selalu menemai kami untuk belajar cara menaklukkan hantu bernama TOEFL tersebut. Setiap Jumat sore kami ada practice test. Terkadang hasilnya mengecewakan, terkadang pula menyenangkan. Dalam pikiranku, seolah PPB hanya memainkan angka saja. Kadang naik, kadang turun.

Hari demi hari berlalu begitu saja hingga tibalah menjelang detik-detik final test. Hati berdebar-debar, pikiran tak menentu, hanya ingin mendapatkan score 450. Strategi telah disiapkan oleh beberapa teman untuk menjebol pertahanan 450. Ah, seolah dia musuh yang jauh lebih menakutkan dari pada setan. Karena, tiap malam angka 450 itu selalu menghantui hari-hari kami, setidaknya pada satu bulan di akhir bulan Januari hingga akhir Februari 2011 kemaren.

Setelah ujian berakhir, semuanya berjalan dengan baik. Di akhir cerita, kami menjadi lebih akrab. Ada beberapa teman yang saling suka (tapi belum tentu yang satunya suka, hahaha…). But, ini merupakan akhir yang menarik, makan-makan, karaoke, yang semuanya itu harus iuran bersama.

Goodluck buat teman-temanku di PPB UGM. Sekalipun waktu yang singkat, saya berharap silaturahmi kita tak terputus di situ saja. Karena suatu saat kita bisa bertemu dalam ruang yang lebih nyaman, tentunya untuk republik tercinta ini.

Concat Jogja, 7 March 2011