Gerakan mahasiswa Islam Indonesia merupakan salah satu kekuatan klas sosial di kalangan universitas yang dihimpun oleh kalangan mahasiswa pada jenjang strata satu (S1). Sebagian dari gerakan mahasiswa ini ada yang menjadi organisasi resmi (intra) kampus seperti IMM, tetapi ada juga yang hanya menjadi organisasi tidak resmi (ekstra) kampus. Itu semua tergantung dengan kebijakan universitas masing-masing.
Berikut ini akan dipaparkan singkat tentang masing-masing gerakan mahasiswa Islam di Indonesia.
1. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Lahir pada tanggal 5 Februari 1947 atas prakarsa Lafran Pane dan rekan-rekannya dari STI (Sekolah Tinggi Islam)/ UII di Yogyakarta. Beberapa tokoh HMI yang cukup ternama adalah Nurcholish Madjid, Djohan Effendi, Dawam Rahardjo, Ahmad Wahib, Amien Rais, Akbar Tandjung, Anas Urbaningrum, dll. Gerakan HMI terpecah menjadi dua kubu ketika rejim Orde baru sedang gencar-gencarnya menanamkan ideologi pancasilanya. Karena itu, bagi mereka yang mendukung pancasila sebagai dasar gerakan mereka menyebutnya ”HMI DIPO”. DIPO merupakan nama lokasi mereka di Jakarta yang artinya Jalan Diponegoro. Sedangkan bagi mereka yang menolak asas pancasila menamakan diri sebagai ”HMI MPO”. MPO: Majelis Penyelamat Organisasi. Pada era Orde Lama, HMI merupakan satu-satunya organisasi mahasiswa Islam yang cukup militan.
2. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM). Lahir 14 Maret 1964. Para pendirinya adalah Djazman Al-Kindi, A. Sulamo, Sudibyo Markus, Kastolani, Slamet Sukirnanto, Amien Rais, Dzulkabir (dari mahasiswa UGM), Rosyad Sholeh dan A. Muis dari IAIN Yogyakarta. Selain itu, kelahiran IMM sebenarnya merupakan respon atas fenomena akan dibubarkannya HMI oleh rezim yang berkuasa, karena pada saat itu Soekarno telah membubarkan Masyumi sebagai satu-satunya representasi kekuatan politik umat Islam. Mahasiswa-mahasiswa Muhamamdiyah yang tergabung dalam HMI merasa perlu membuat gerakan sendiri mengingat HMI akan dibubarkan. Selain itu, kampus-kampus Muhammadiyah mulai berkembang sehingga perlunya dibuat organisasi Muhammadiyah berbasi mahasiswa. Ciri gerakan IMM adalah pengembangan nalar intelektual sehingga mempunyai motto “Unggul Intelektual, Anggun dalam Moral”.
3. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII). Lahir pada tanggal 17 April 1960 dengan ketua pertamanya Chalid Mawardi dari mahasiswa IAIN. Kemunculan PMII merupakan respon terhadap ketidakterlibatan mereka secara aktif karena pada saat itu HMI lebih dikuasai oleh kalangan mahasiswa reformis-modernis. Selain itu, kelahiran PMII merupakan salah satu dampak dari keluarnya NU dari partai Masyumi. Bagi kalangan HMI, PMII dianggap sebagai pengkhianat atas kesepakatan umat Islam pada tahun 1949 yang mengakui bahwa hanya HMI sebagai satu-satunya gerakan mahasiswa Islam di Indonesia.
4. Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI(. Adalah gerakan mahasiswa Islam yang memiliki corak perjuangan Islam yang akhir-akhir ini lebih militant di banding dengan yang lainnya. Bahan bacaan mahasiswanya pun tidak terlepas dari tokoh-tokoh Ikhwanul Muslimin. Pola pendidikan dan kaderisasinya juga ketat serta lebih memilih paradigma yang cenderung tekstual. Isu-isu yang diangkat pun seputar isu Islam, palestika, lawan Israel-Amerika, dll. Bagi sebagian pengamat, KAMMI merupakan organisasi yang melahirkan kader-kader dakwah dan sebagian yang lain ke jalur politik (PKS).
Yogyakarta, 18 Mei 2011
About Me
- @ridhoalhamdi
- Lecturer at Department of Govermental Studies, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Indonesia. His interest topics are Islam and Politics, Politica Party and election Studies, political behavior, Political Communication and political marketing. Now, He resides in Yogyakarta, Indonesia. Further communication, please contact him in e-mail: ridhoalhamdi@yahoo.com
Bridging Community (Management's Class)
- Adjie Setiyawan
- Agustin Nuriel
- Ainil Izzah
- Al-Amin Reza
- Alit Unagi
- Andry Kumala
- Anne Khairunnisa
- Ardana Pratista S
- Arief Firmansyah
- Arief Wicaksono
- Arifuddin Try Utomo
- Arziannisa Azwary
- Bob Maulana
- Debi OS
- Faaza Fakhrunnas
- Fajar Praharu
- Fajar Prasetya
- Fakhrul Arief
- Gestian
- Haryo Agung P.
- Hasanuddin
- Ibnu Suryo
- Jati Pertiwi
- Khamid Rifan
- Lhia Dwi
- Lusitania Maretasari
- Luthfiyana Puspowati
- M. Noor Fahmi
- M. Siswandi
- Miftahul Jannah
- Nafta Caustine F.
- Nia Widya Ningrum
- Ova
- Putri Oktovita Sari
- Retti Mutia
- Rifqi Romadhon
- Rizkika Awalia
- Rochana K. Windati
- Sehly El Farida
- Septiara N.
- Setyasih Handayani
- Sheila Aqla RV
- T. Zeyfunnas
- Tatag Julianto
- Toga Melina Kartikasari
- Wahyu Indra
- Windi Hamsari
- Yuda Pratama Putra
Bridging Community (Economical Class)
- Agung Purnama M
- Aprinia Wardany
- Dicky Hidayat
- Dony Mahardika
- Eko Pranata
- Ericka Betty R.
- Fajar Ramadhan A
- Febri Septiawan
- Fita Fatimah
- Fitri Fauzia
- Fitri Fauziah
- Hasbi Ashshiddiq
- Ilham Farih
- Karmila PW
- Mela Melindasari
- Nita Sari Astuti
- Noor Rahmalita S
- Nopi Haryanto
- Nur Indah Hardianti
- Nuzyl Denni K
- Phian Ingdriansyah
- Puspita Maharani
- Ririd Dwi Septiani
- Said Hendra
- Setya Afriya
- Siska Budiningrum
- Tomi Putra
- Yenny Anggriani
- Yoga Prasetyo
My Followers
My Friends
- Abdul Halim Sani
- Abdul Munir Mulkhan
- Agus Wibowo GK
- Ali Usman
- Arifin "Bukan" Ilham
- Awaluddin Jalil
- Chandra
- Deni Pakek Weka
- Deni Weka
- Dharono Global TV
- Mas Jidi PECOJON
- Masmulyadi
- Masmulyadi (Dua)
- Meitria Cahyani
- Mudzakkir
- Muhammad Al-Fayyadl
- Muhibbudin Danan Jaya
- Musyaffa Basir
- P-Men IRM Sulsel
- Robby H. Abrar
- Rully
- Saiful Bari
- Tatag Julianto
Institutions
Diberdayakan oleh Blogger.
12.48
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar