22.24

Is Google God?

Mendengar judul kolsus kali ini, pembaca mungkin kaget atau setidaknya sedikit mengerutkan dahi atau malah bertanya-tanya: Apa iya google is god? Hal yang sama pun dirasakan penulis ketika mendapatkan email dari seorang teman yang pernah studi di Inggris, negeri kincir angin. Saat membaca isinya, penulis bergumam: Masa iya sih?

Penulis kurang tahu pasti, apakah gagasan gila semacam ini sudah pernah ada atau belum di masyarakat kita? Yang jelas, judul di atas pernah ditulis oleh Alan Cohen dalam surat kabar The New York Times, 29 Juni 2003. Terlepas baru atau lama, menarik atau tidak, penulis berharap pembaca perlu mengetahui tentang ini semua, terutama bagi mereka yang sangat akrab dengan internet.

Bagi pengembara dunia cyber, pecandu internet, atau penikmat gaya hidup modern, nama google bukanlah istilah asing. Dia begitu akrab di telinga para pengelana internet. Siapa saja boleh mengunjunginya. Tinggal ketik ‘www.google.com’, maka akan keluar tampilan awal dari alamat ini. Google berasa dari kata “googol” yang dipopulerkan oleh Milto Sirotta. Kata “googol” menyimpan makna 1-100 nol. Jika tiga nol di belakang angka satu kita sebut seribu, enam nol di belakang angka satu kita sebut sejuta, maka 100 nol di belakang angka satu kita sebut googol, entah apa bahasa Indonesianya.

Di saat komputer sudah semakin merakyat, di saat orang menginginkan sosok yang jenius harus lahir, di saat informasi menjadi sangat penting, maka di saat itulah google dilahirkan. Tepatnya pada tanggal 7 September 1998 dari rahim Lary Page dan Sergey Brin. Ada keinginan kuat dari Lary Page dan Sergey Brin, agar google bisa benar-benar menjadi googol. Kemampuan dan kecepatan google dalam menjawab pertanyaan membuat dia menjadi cepat tenar. Hanya dalam hitungan beberapa tahun saja, dia mampu mengalahkan teman-teman yang lebih dulu dilahirkan, seperti yahoo dan iycos.

Penampilan google tidak secantik dan setampan iycos dan alta vista. Wajahnya cukup sederhana tanpa banyak variasi, apalagi make up dan luluran. Google adalah sosok yang sangat jujur dan tidak egois. Dia akan memberi tahu apa yang dia ketahui. Bahkan dia tidak hanya sekedar menjawab permintaan pelanggan saja. Tapi dia mampu mengonfirmasi permintaan yang salah. Misal, ketika anda mengetik “handpone”, maka google akan mengeluarkan kalimat: Mungkin yang anda maksud ‘handphone. Hebat bukan?

Berdiskusi dengan google sangat asyik, lucu, dan terkadang menegangkan. Lucunya, jawaban yang dimunculkan sering di luar dugaan kita, bahkan sering bertolak belakang. Dari jawaban-jawaban itulah kita bisa mendapatkan inspirasi baru. Menegangkan, karena dia melampirkan sebuah fakta tanpa sensor. Berita-berita tentang kekerasan saja berani dia tampilkan tanpa memandang umur yang akan melihatnya. Karena memang google lintas umur. Kita bisa memakluminya, karena google bukanlah manusia. Dia hanya mesin pencari (search engine) yang ada di dunia internet.

Sosok yang belum akil balik ini tak sekedar menyajikan tulisan saja. Tapi dia mampu memberikan jenis informasi berupa foto, gambar, video, dan bisa berbicara dengan seluruh bahasa yang ada di jagad raya ini. Dia juga cerdas dan menguasai semua bidang ilmu pengetahuan, dari agama, filsafat, sosial, sastra, kedokteran, biologi, hingga dunia mistik sekalipun. Hanya dalam hitungan menit atau malah bukan detik, dia mampu menyajikan jawaban dengan ratusan atau ribuan alternatif. Gila nggak?

Makhluk yang entah jenis kelaminnya apa dan hampir berusia 10 tahun ini bagai perpusatakaan maharaksasa. Dia mampu menjelma sebagai seorang dokter spesialis, bereinkarnasi menjadi kyai atau pendeta yang hafal seluruh isi kita suci, dan mampu menjadi arsitek yang membikin sktesa kapal/pesawat. Peran apa pun bisa dia lakukan. Seolah google sedang bermain sirkus dengan kita. Karena itu, ketika seorang rasul/nabi memutuskan sesuatu harus menunggu bisikan langit, maka penulis atau pembaca cukup menunggu informasi dari google.

Kembali lagi pada pertanyaan dari judul tulisan ini: Is google god? Jawabannya jelas bukan. Dia manusia atau malaikat yang bisa bergerak sesuai hatinya. Dia hanya dunia maya yang dibuat oleh kreativitas manusia. Hanya sajatnya saja menyerupai tuhan dalam dunianya, yaitu dunia maya. Jadi, boleh dibilang kalau google menjadi tuhan dalam dunia maya bagi umatnya yang mengetahui siapa itu google. So, is google god? The answer’s not!

0 komentar: