06.56

Sepatah Kata Pelajar Mringis-Palingtragis

“Pelajar meringis tak bisa apa-apa!,
pelajar meringis kerjaannya tragis-tragis!”

Pertama-tama dan yang paling utama serta tidak akan lama-lama, saya yang ditunjuk panitia sebagai pelajar mringis-palingtragis mengucapkan banyak terima kasih telah ditunjuk untuk menyampaikan kejadian-kejadian tragis yang menimpa pelajar selama ini. Kepada para pelajar tragis saya ucapkan selamat mringis dan kepada para pelajar mringis saya ucapkan tragis.
Para hadirin dan hadirat, serta orang miskin dan orang yang sedang sekarat, saya ingin mengucapkan sepatah, dua patah, hingga kata-kata saya bisa membuat goyang patah-patah... Annisa Bahar pun kalah, apalagi Inul dan yang sealiran darah, dalam sambutan penutup ini. Kita dilarang begadang, begadang sih boleh saja, asal ada manfaatnya. Opoh...
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak dan ibu guru, untuk bapak saya ucapkan kasih dan untuk ibu saya ucapkan terima, karena bapak sukanya mengasih dan ibu sukanya menerima, yang telah membuat muka saya semakin mringis, sampai-sampai mau ngaca saja aku sulit. Dan sepertinya teman-teman malu main padaku.
Kepada Ibu Kasih selaku guru sejarah saya ucapkan terima atas ajarannya yang selalu salah arah, guru IPA yang telah mengajarkan pengetahuan asal-asalan, serta seluruh guru yang pernah menjadikan diriku seorang kapiten, mempunyai pedang panjang. Cang, kacang panjang, yang panjang jaga...!!!
Untuk teman-temanku yang bermuka mringis, tetaplah kalian setia untuk menunggu bersama, sambil tertawa, menjadi satu, dalam acara Republik Pelajar Mringis, di stasiun televisi Transformatif. Dapatkan CD dan kasetnya di mana aja. Gratis dibagikan secara cuma-cuma. Jika tidak ada, jangan salahkan saya. Namanya juga cuma-cuma, cuma ngomong, cuma ngumumin, dan ikan cuma, kakak iparnya ikan cumi. Untuk anak jangan cuma-cuma!
Di hari yang paling tragis ini, saya campur sedih berikut tertawanya juga tapi cuma sedikit, karena pelajar masih saja menjadi obyek penderita, belum pernah menjadi obyek yang berbahagia. Karena kalimatnya selalu “Pelajar menjadi korban penindasan setiap kebijakan pemerintah”. Coba kalimatnnya “Tono, seorang pelajar SMA, mendapatkan ciuman dari Chelse Olivia”, maka posisi pelajar di sini akan menjadi obyek yang berbahagia, bersama Slamet dan Santoso, dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

Ditetapkan di sekolah saya, mepet sawah alias Mewah
Tanggal lucu belas, bulan purnama, tahun di atas bantal

Atas Nama Pelajar

Ringis-Tragis
Siswa SMA “Suka Menindas Pelajar”

0 komentar: